Musim hujan sudah mulai datang nih, saat saat seperti ini biasa yang di tunggu oleh petani apa itu?? Yah Tandur padi. Nah kali ini saya akan bercerita tentang Tandur Padi
Sebelum perang kemerdekaan, di Jawa petani menanam padi secara acak di sawah. Orang Jepang melihat bahwa hal itu merupakan salah satu sebab rendahnya tingkat produktivitas padi. Mereka memerintahkan petani untuk mengikuti cara Jepang.
Cara tanam ini dilakukan dengan berjalan membungkuk mundur. Oleh karena itu disebut tandur. Cara ini dilakukan agar benih padi yang telah ditanam tidak terinjak oleh kaki petani yang menanamnya. Cara menanamnya yaitu ibu jari, telunjuk, dan jari tengah memegang pangkal batang dekat akar benih lalu ditancapkan ke dalam tanah.
Benih padi tersebut ditanam di antara pertemuan garis lurus yang memanjang dan memotong pada satu petak sawah, sehingga tampak rapih dan berbaris sesuai dengan garis. Teknik tersebut membuahkan hasil, bahkan sampai hari ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Sebagai negra agraris memang kita lebih menonjol di bidan pertanian sumber alam yang melimpah dan hasil bumi yang banyak, namun di era moderen seperti ini kenapa negara kita masih mengimpor beras dari luar negeri. Apakah negeri kita sudah kehilangan petani dan apakah negeri kita bukan negeri maritim lagi.
Perlu diketahui, pada masa penjajahan militer Jepang, petani menduduki status peringkat kedua (setelah Samurai), dalam buku Kurasawa, Aiko (1993). Secara teoritis petani pada masa itu memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada pedagang dan pengrajin, sekalipun kedudukan ekonomi mereka sesungguhnya yang terendah.
Bagikan Berita Ini