Pada hari Senin, 25 Maret 2024, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia melakukan monitoring terhadap progres Desa Percontohan Yayasan Global Saemaul Indonesia (YGSi). Monitoring dilakukan dengan melakukan tinjauan langsung terhadap proses kegiatan yang sedang berlangsung di Tempat Pengelolaan Sampah 3R (TPS 3R) Desa Wantilan serta meninjau pusat daur ulang sampah yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.
Dalam kegiatan monitoring ini, Kemendes PDTT bertujuan untuk memastikan bahwa implementasi program yang dilakukan oleh YGSi sesuai dengan rencana yang telah disusun dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Melalui tinjauan langsung di lapangan, pihak Kemendes PDTT dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai kemajuan proyek serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang dilaksanakan.
Di TPS 3R Desa Wantilan, tim monitoring dari Kemendes PDTT memeriksa secara teliti proses pengelolaan sampah yang meliputi pemilahan, pengolahan, dan pemanfaatan kembali sampah secara terpadu. Mereka juga memastikan bahwa masyarakat setempat terlibat secara aktif dalam program pengelolaan sampah ini dan mempraktikkan prinsip-prinsip Saemaul Undong (gerakan pembangunan pedesaan dari Korea Selatan) yang menjadi landasan program ini.
Selain itu, tim monitoring juga melakukan kunjungan ke pusat daur ulang sampah yang sedang dibangun. Mereka menginspeksi progres pembangunan fasilitas, ketersediaan peralatan dan teknologi yang dibutuhkan, serta memastikan bahwa pusat daur ulang tersebut direncanakan sesuai dengan standar lingkungan dan keselamatan yang berlaku.
Hasil dari kegiatan monitoring ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Kemendes PDTT dalam menilai pencapaian serta menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk memastikan kesuksesan program Desa Percontohan YGSi. Dengan adanya monitoring secara berkala dan sistematis, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pengembangan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan pemulihan lingkungan di Indonesia.
Bagikan Berita Ini